Ekonomi Masih Menjadi Alasan Pernikahan Anak !

Oleh : Nuril Huda – PRESMA STIE CIPASUNG

Kab. Tasikmalaya, analisaglobal.com — Tidak meratanya keadaan ekonomi masyarakat selalu beririsan dengan pernikahan anak. Masih rendahnya akses pendidikan karena terbentur biaya, pengangguran yang tidak bisa pungkiri angka lonjakannya sehingga mempengaruhi pendapatan perkapita yang kurang mencukupi kebutuhan hidup. Bagi keluarga miskin memiliki anak merupakan suatu beban tersendiri apalagi hidup pada lingkungan yang masih menganut patriarki, anak perempuan dikatakan sebagai beban dan asset keluarga. Rabu (09/09/20)

Dikatakan beban karena anak perempuan dianggap tidak terlalu memberi pengaruh terhadap perubahan ekonomi keluarga dan diasingkan dari dunia pendidikan, dikatakan asset artinya jika anak perempuan telah beranjak remaja, ia bisa dinikahkan dengan laki-laki yang kaya bahkan memiliki kedudukan berpengaruh. Karena dengan demikian menikahkan anak mereka bisa dijadikan solusi untuk terbebas dari belenggu kemiskinan.

Susanto, Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), “mengatakan bahwa kasus perkawinan anak kerap dilatar belakangi oleh dominasi finansial dan relasi kuasa atau ketimpangan kekuatan pengaruh”. Ucapnya

Ia pun memberikan contoh kasus bahwa adanya kepala desa yang menikahi anak perempuan secara siri karena keadaan finansial orang tuanya yang terlilit utang, dan dianggap kepala desa tersebut dapat membebaskannya dari beban tersebut. Miris sekali, ketimpangan kuasa dapat memanipulasi keuntungan pribadi dengan menikahi anak yang lahir dari keluarga tidak mampu. Ungkapnya

About analisaglobal

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *