Kenali dan Waspadai Gejala Baru Covid 19, Happy Hypoxia

Bandung, analisaglobal.com — Pandemi covid 19 nampaknya masih jauh dari kata “normal”, faktanya jumlah orang yang dinyatakan positif covid 19 terus bertambah, bahkan trendnya mengalami peningkatan. Hal ini bisa terjadi karena beberapa faktor, diantaranya kesadaran kolektif masyarakat untuk memperhatikal protokol kesehatan masih rendah, sebagian masyarakat sudah merasa jenuh di rumah, adanya beragam kebutuhan hidup yang menyebabkan mereka harus keluar rumah, pemeriksaan covid 19 yang semakin masif, dan lain – lain. Terlepas dari berbagai penyebab di atas, intinya masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan penyebaran virus tersebut dengan benar – benar mematuhi dan melaksanakan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah. Ujar Pemerhati Kesehatan Dede Farhan Aulawi yang dihubungi melalui sambungan seluler di Bandung, Senin (31/8 ).

Selanjutnya Dede yang juga pernah mengajar di Bandung Pilot Academy atau Sekolah Para Calon Pilot ternama di kota Bandung ini mengatakan bahwa gejala orang yang tertular virus corona memang sangat beragam. Namun sebagian besar merupakan gejala ringan seperti demam, batuk, kelelahan, sakit kepala, sakit tenggorokan, dan sesak napas. Namun saat ini ada gejala baru yang disebut dengan Happy hypoxia atau hypoxemia.

Hipoksia adalah kondisi rendahnya kadar oksigen di sel dan jaringan sehingga mengakibatkan sel dan jaringan yang ada di seluruh bagian tubuh tidak dapat berfungsi dengan normal. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa menyebabkan kematian jaringan. Nomalnya, oksigen yang diperoleh melalui kegiatan bernapas akan diangkut oleh darah dari paru-paru menuju ke jantung. Jantung selanjutnya akan memompa darah yang kaya oksigen ke seluruh sel tubuh melalui pembuluh darah. Hipoksia terjadi saat oksigen tidak sampai ke sel dan jaringan. Akibatnya kadar oksigen di jaringan akan turun yang diikuti dengan kemunculan keluhan dan gejala. Hipoxia tidak sama dengan hipoksemia. Hipoksemia adalah kondisi saat kadar oksigen di dalam darah rendah. Kondisi hipoksemia bisa berlanjut menjadi hipoksia.

Kemudian Dede juga menjelaskan tipe – tipe hipoksia berdasarkan penyebab kurangnya oksigen di sel dan jaringan, yaitu pertama, Hipoksia hiposik (hipoksemia hipoksia), disebabkan kurangnya oksigen di dalam darah. Kedua, Hipoksia histotoksik, disebabkan jaringan tubuh yang tidak dapat menggunakan oksigen yang tersedia. Ketiga, Hipoksia metabolik, disebabkan lebih banyak oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh daripada biasanya. Keempat, Hipoksia stagnan yang disebabkan oleh kurangnya aliran darah, dan kelima, Hipoksia anemik, disebabkan kurangnya kadar hemoglobin dalam sel darah merah.

 

Sementara itu ada beberapa gejala hipoksia yang umum terjadi, seperti Napas menjadi cepat, Sesak napas, Detak jantung menjadi cepat atau sebaliknya menjadi lamban, Kulit, kuku, dan bibir berwarna kebiruan (sianosis) atau justru berwarna merah seperti ceri, Lemas, Linglung atau bingung, Hilang kesadaran, Batuk dan/atau Sulit bicara.

About analisaglobal

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *