Dede Farhan Aulawi, Ingatkan Slogan “Liberte- Egalite- Fraternite”

Bandung, analisaglobal.com — Apa yang terjadi di dunia saat ini, terutama terkait dengan hebohnya permasalahan akibat pernyataan dan sikap kontroversial Presiden Perancis hendaknya menjadi pelajaran bagi seluruh umat manusia. Satu sama lain masih harus terus belajar untuk bisa saling menghargai dan menghormati, apalagi untuk hal – hal yang terkait dengan sebuah keyakinan agama. Bukankah slogan Perancis mengatakan

“Liberte, Egalite, Fraternite” merupakan suatu semangat dan ideologi yang menjunjung tinggi Kebebasan, Persamaan, dan Persaudaraan. Artinya Kebebasan yang menjadi haknya, disaat yang bersamaan juga harus sejalan dan seiring dengan semangat Persamaan dan Persaudaraan. Apa yang dilakukan oleh Charlie Hebdo dengan menghina keyakinan umat Islam sejatinya mencoreng semangat persaudaraan itu sendiri “, ujar Pemerhati Kebijakan Luar Negeri Dede Farhan Aulawi di Bandung, Jum’at (06/11/20).

“Adapun terkait dengan peristiwa pemenggalan kepala seorang Guru Sammuel Patty oleh salah satu siswanya di sana, tentu tindakan tersebut tidak dibenarkan oleh hukum yang berlaku. Kekerasan tentu tidak dibenarkan. Namun apa yang ia lakukan sesungguhnya tidak berdiri sendiri, artinya bukan sesuatu yang tiba – tiba tanpa sebab. Ini sebuah gambaran puncak emosi remaja muslim yang sangat marah kepada guru tersebut, karena mengajarkan kebebasan berekspresi dengan mempertontonkan media terbitan Charlie Hebdo yang dinilainya menghina keyakinan anak tersebut, dan juga tentu menghina keyakinan seluruh umat Islam di dunia. Tindakan anak itu adalah tindakan “akibat” dari suatu “sebab”. Namun disaat yang bersamaan ungkapan Presiden Perancis untuk menarik simpati publik dengan mengeluarkan kalimat lain yang dinilai menghina lagi umat Islam, menjadi satu rangkaian dari kebebasan yang kebablasan. Apakah ia lupa bahwa semboyan “Liberte” yang ia miliki, juga dibatasi oleh semangat “Fraternite”.

Prinsip “kebebasan” yang dimiliki oleh Perancis saat ini, ternyata juga melukai sebagian anak bangsanya sendiri dan melukai perasaan jutaan bahkan miliaran muslim dunia. Bahkan pimpinan umat kristiani di Perancispun, nyatanya menyesalkan implementasi “Kebebasan” yang cenderung tanpa batas sehingga “menghina” keyakinan umat beragama. Kebebasan yang tanpa batas ini, sejatinya tidak membawa obor persaudaraan dan malah membakar semangat permusuhan dan potensi konflik yang lebih besar lagi. Padahal selama ini, semangat perdamaian selalu digaungkan oleh seluruh pemimpin dunia dalam rangka mewujudkan dunia yang aman dan damai, termasuk tentunya sesuai dengan harapan Pemerintah Perancis juga.

About analisaglobal

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *