Gubernur Jawa Barat Pantau Simulasi Pemberian Vaksin COVID-19 di Kota Depok

Pemda Provinsi Jabar mengajukan alokasi bagi 3 juta warga Jabar khususnya untuk wilayah Bodebek karena merupakan daerah epidemiologi tinggi.

“Kewenangan untuk menentukan jumlah alokasi vaksin untuk setiap provinsi itu tetap berada di pemerintah pusat,” kata Kang Emil.

Vaksinasi COVID-19 diprioritaskan bagi orang yang berisiko tertular, seperti tenaga kesehatan di rumah sakit rujukan, tenaga kesehatan di laboratorium rujukan COVID-19, dan TNI/Polri.

Kang Emil mengatakan, vaksinasi dilakukan kepada warga yang berusia 18-59 tahun. Warga yang berusia diluar rentang tersebut, kata ia, akan disuntik vaksin apabila mendapat rekomendasi dari dokter.

“Untuk yang diluar umur itu (18-59 tahun) harus menggunakan rekomendasi dari dokter. Karena vaksin yang diteliti ini tidak ada relawan usia balita, dan lanjut usia,” ucapnya.

Menurut Kang Emil, vaksinasi COVID-19 akan menguras waktu dan tenaga yang banyak. Oleh karena itu, persiapan yang matang diperlukan.

“Prosesnya rumit, tapi lebih baik jadi masyarakat yang siap daripada nanti jadi keteteran,” ucapnya.

Kang Emil mengatakan, dengan adanya penyuntikan vaksin COVID-19 pada November-Desember 2020, virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 tidak langsung menghilang. Masyarakat harus tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan 3M sampai kondisi pulih.

“Seperti cacar di dunia setelah divaksin grafik turun. Begitu juga COVID-19. Tidak akan hilang langsung 100 persen karena bertahap. Yang pasti warga Depok kami prioritaskan sebagai kota pertama dapat vaksin ini,” katanya.***red

Sumber : HUMAS JABAR

About analisaglobal

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *