Oleh : Euis Syifaul Wardah
Kabupaten Tasikmalaya, analisaglobal.com — Sejak satu bulan yang lalu, tepatnya pada tanggal 11 september 2020 PC PMII KOTA DEPOK telah melaksanakan sekolah kader tingkat dasar atau pkd secara virtual melalui zoomeeting yang di ikuti oleh sebagian anggota PMII di indonesia, seluruh pesertanya diberikan tugas untuk membuat sebuah tulisan yang berisi deskripsi tentang tema pkd kemarin yang mengusung tema “REKONTRUKSI GERAKAN PMII DEMI MEMBANGUN SDM UNGGUL DALAM PENCAPAIAN SDGS 2030 PASCA PANDEMI”.
Menurut Euis Syifaul Wardah selaku Aktivis di PMII kabupaten Tasikmalaya mengatakan, Berbicara tentang SDGS, apa SDGS itu ? SDGS itu kependekan dari “Sustainable Development Goals” yang memiliki arti yaitu sebuah rancangan pembangunan berkelanjutan, yang dirancang oleh PBB pada tanggal 25 september 2015, yang di sepakati oleh 143 negara, dan indonesia salah satunya. Dengan menyepakati rancangan pembangunan ini maka indonesia di tuntut untuk bisa mewujudkan target – target yang ada di dalam SDGS ini. Ucapnya Sabtu (17/10/20)
Di dalam SDGS terdapat 17 tujuan, dan 169 indikator. 17 tujuan itu yaitu, Tanpa kemiskinan
Tanpa kelaparan, Kehidupan sehat dan sejahtera, Pendidikan berkualitas, Kesetaraan gender, Air bersih dan sanitasi layak, Eneri bersih dan terjangkau, Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, Industri, inovasi dan infrastruktur, Berkurangnya kesenjangan
Kota dan pemukiman yang berkelanjutan, Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, Penanganan perubahan iklim, Ekosistem laut, Ekosistem daratan, Perdamaian, keadilan dan perdamaian yang tangguh, Kemitraan untuk mencapai tujuan. Ungkapnya
“Dari ke 17 tujuan tadi satu sama lain mempunyai keterikatan baik secara langsung maupun tidak langsung. Kita ambil poin yang pertama yaitu tanpa kemiskinan, kemiskinan menjadi hal yang paling urgent di setiap negara maka dari itu seluruh dunia sepakat untuk mengentas kemiskinan yang ada di negara mereka masing-masing. Nah di indoneia sendiri sebagai negara berkembang tingkat kemiskinan ini masih sangat tinggi sebagaimana tercatat oleh BPS atau Badan Pusat Statistik yaitu sebesar 9,22% pada saat ini.” Jelasnya
“Kemiskinan banyak di gambarkan dengan berbagai kondisi seperti banyaknya anak-anak yang kekurangan gizi, tingkat kesehatan yang buruk, tingkat buta huruf yang tinggi, lingkungan yang buruk dan kurangnya infrastruktur dan layanan publik.” Ujarnya