Kabupaten Tasikmalaya, analisaglobal.com — Upaya besar menuju visi “Tasikmalaya Emas 2029” kini tengah menjadi perhatian berbagai pihak, termasuk para pemangku kebijakan dan elemen masyarakat sipil. Visi besar yang diusung Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya periode 2024–2029 ini bukan sekadar jargon politik semata, melainkan sebuah peta jalan strategis menuju transformasi sosial, ekonomi, dan tata kelola pemerintahan yang lebih baik.
Dalam analisis kebijakan yang disampaikan oleh Acep Sutrisna, seorang analis kebijakan publik dari Tasik Utara, pembangunan Tasikmalaya ke depan harus berbasis pada empat fondasi utama: religiusitas, kemajuan, keadilan, dan kemakmuran. Menurutnya, tantangan-tantangan yang dihadapi seperti ketimpangan wilayah, ekonomi berbasis primer dengan nilai tambah rendah, urbanisasi tenaga kerja muda, serta ketergantungan pada pasar luar, justru menjadi peluang strategis jika ditangani secara terintegrasi.
Acep Sutrisna memaparkan bahwa arah transformasi Tasikmalaya akan ditopang oleh empat pilar kebijakan utama. Penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) Melalui program seperti Sistem Terpadu Desa Cerdas, rekonstruksi kurikulum Sunda-Islam, hingga peningkatan layanan dasar, pengembangan SDM dinilai sebagai fondasi penting keberlanjutan pembangunan. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang saat ini berada di angka 72,31 menjadi salah satu indikator yang akan terus ditingkatkan.
“Ekonomi Hijau dan Kemandirian Pangan Inovasi melalui pembangunan Agro-Techno Park, digitalisasi pasar pangan, dan revitalisasi sistem irigasi tradisional menjadi langkah konkret dalam memperkuat ketahanan pangan berbasis lokal,” jelasnya. Rabu (25/06/2025).
Lanjut Acep, Digitalisasi Desa dan Penguatan Ekonomi Kreatif Dengan program E-Village Governance dan inkubator ekonomi kreatif, pemerintah mendorong keterhubungan digital antar desa sekaligus memajukan potensi budaya lokal sebagai sumber ekonomi baru. Tata Kelola Partisipatif dan Demokrasi Desa Peningkatan transparansi dan akuntabilitas diwujudkan lewat implementasi Open Governance Dashboard, Forum Musyawarah Rakyat Desa (FORMURAD), serta pelatihan Aparatur Sipil Negara (ASN) berbasis spiritualitas.