Adapun sejumlah program unggulan turut menjadi bagian dari strategi lintas sektor untuk mencapai target besar Tasikmalaya Emas 2029, antara lain, Gerakan “1 Desa 10 Cendekia” untuk mencetak SDM unggul. Tasik Food Sovereignty Corridor sebagai upaya mewujudkan kedaulatan pangan. 1000 Desa Go Digital guna meningkatkan efisiensi layanan publik dan daya saing UMKM. Tasik Heritage Incubator sebagai ruang kreatif regenerasi budaya lokal. Open Governance Dashboard demi membangun tata kelola pemerintahan yang transparan.
Di akhir analisanya, Acep Sutrisna menegaskan bahwa Tasikmalaya memiliki semua prasyarat untuk menjadi model nasional dalam pembangunan berbasis nilai-nilai budaya, spiritualitas, dan teknologi modern.
“Tasikmalaya Emas bukan sekadar target angka atau program lima tahunan, tetapi perjalanan panjang yang penuh kesadaran, dari spiritualitas menuju transformasi, dari krisis menuju daya hidup baru, dan dari pinggiran menuju pusat sejarah pembangunan nasional,” tuturnya.
Dengan kolaborasi lintas sektor dan partisipasi aktif masyarakat, visi “Religius, Maju, Adil, dan Makmur” diharapkan bukan hanya menjadi slogan, melainkan realitas yang bisa dirasakan seluruh lapisan warga Kabupaten Tasikmalaya. (AD)
Baca Juga GATRA Gelar Audiensi di DPRD Terkait Dugaan Alih Fungsi Lahan di Desa Sukaraharja Kecamatan Cisayong