Semangat Pemuda Cipendawa Sakti 13 Dimasa Pandemi, Budidaya Ulat Jerman Masih Diandalkan

“Kemudian setelah lima belas hari ulat Jerman itu akan berubah menjadi kumbang. Setelah menjadi kumbang didiamkan lagi di wadah selama lima belas hari hingga bertelor atau menetas ulat. Terus setelah bertelor dipisahkan antara telor dan kumbang. Setelah dipisahkan tunggu telor berubah menjadi ulat dan dikasih makan ampas tahu dan dedak.” Jelas dia.

Lebih jauh Didin menyampaikan, berikan pakan selama lima puluh hari lamanya. Setelah itu, di panen dan dijual ke bakul atau pengepul yang mengambil ulat Jerman tersebut setiap seminggu sekali. Untuk harga yang kami jual ke konsumen langsung, kami bandrol di kisaran Rp. 45.000 perkilo.

“Untuk budidaya ulat Jerman sendiri dari awal pembibitan hingga bisa dipanen memakan waktu selama 50 hari. Dan setiap satu minggu bisa dipanen. Ulat Jerman sendiri bisa dimanfaatkan untuk pakan segala macam ternak. Bisa juga buat makan reptil, ikan dan juga bisa dijadikan bahan dasar kosmetik kecantikan,” ujarnya.

Bagi yang ingin bekerjasama dalam pengembangan budidaya ulat Jerman, kami membuka diri untuk konsultasi dalam kemitraan usaha budidaya ulat Jerman.

“Usaha ini dapat menunjang kegiatan para pemuda dalam hal kegiatan usaha, setidaknya untuk memberdayakan potensi para pemuda yang mereka miliki.” Pungkasnya***UBH

About analisaglobal

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *